Sebuah Gagasan Mead
George Herbert Mead adalah toko psikologi dan psikologi sosial abab 20 yang terkemuka. Ia sangat berpengaruh pada pemikiran-pemikiran psikologi dan sosial. Salah satu tonggak pemikirannya adalah ketika ia mendadar tentang diri, pikiran dan kondisi sosial masyarakat manusia. Mead menggagap keberadaan ketiga domain itu pada intinya pad komunikasi, diantara organisme, khususnya manusia, karena ia kemudian menyebutkan bahwa pikiran adalah hasil interaksi manusia dan hubungan antara manusia atau masyarakat sendiri.
Bagiaman kita memahami ini, dan apa konsekuensinya terhadap pemikiran,s serta manfaat praktis dar Mead ini. Mead menyandarkan filosofisnya pada proses materialisasi, yang didasarkan kepada tindakan manusia dan tindakan komunikasi secara khusus. Bisa dikatakan bahwa Mead penganut behviourisme sosial. Nampaknya ini lebih tepat dibandingkan dengan penerapan teori perilaku untuk individu secara ketat, yang mengakibatkan reduksi manusia, hanya sebagai makhluk perilaku semata.
Dengan studi perilaku sosial, maka ini teori Mead menjadi sinkron dengan hipotesis paiskoanalisisnya Sigmund Freud, yang menyisakan kontemplasi manusia saat menjembatani hubungan antara perilaku dan proses rumit yang terjadi di dalam diri manusia sendiri,yakni pada wilayah pikiran. Dengan demikian, maka Mead menempatkan perilaku seseorang sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan komunitas atau lingkungannya.
Ditarik dari pandangan ini, maka kita bisa memahami bahwa manusia melakukan pembentukan pikiran, yang tidak hanya sekadar proses pembelajaran dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Dengan kata lain setiap orang adalah hasil interaksi diri dengan lingkungannya, semenjak menjadi janin dan tumbuh sebagai manusia, sepanjang garis kehidupannya. Begitu juga dengan lingkungan sosial, merupakan hasil dari pewarisan dan interaksi antar manusia yang menghidupinya.
Dengan pemikiran Mead ini, maka proses tumbuh kembang (khususnya pikiran), bahkan kondisi kejiwaan dan pikiran setiap. Orang dapat dilacak dari proses interaksi dan kondisi lingkungan sosial dimana manusia tumbuh. Demakian juga setiap upaya untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan (remedial) pada proses tumbuh kembang dan rahibilitasi (untuk yang dianggap kerusakan) bisa dilakukan dengan melacak proses komunikasi individu dengan lingkungan sosialnya sejak tumbuh sebagai manusia.
Mengacu kepada hipotesis Freud, yang terdiri dari historis, dinamika dan trauma-trauma yang islaminya, maka gagasan Mead ini bisa memperkuat upaya pemeliharaan dan perbaikan tadi, salah satunya dengan memanfaatkan bahasa. Ya bahasa menjadi sentral penelitian Mead dalam gagasan tentang diri, pikiran dan masyarakat (sosial).