Rahasia Energi Kehidupan

Oleh : Kaka Suminta

Kita sering mendengar bahwa usia seseorang itu urusan yanga maha kuasa, tetapi di sisi lain setiap orang berusaha untuk menghindari sakit atau melakukan berbagai upaya untuk sembuh saat sakit. Menjadi pemahaman bersama juga bahwa kondisi sakit yang akut dan akhirnya dalam kadar tertentu membuat si penderita tak lagi dapat mempertahankan hidupnya atau meninggal dunia. tentu bahasan ini tidak dimaksudkan untuk membahas soal hidup dan mati, tetapi lebih kepada soal  bagaimana kita melakukan upaya terbaik untuk menjaga kesehatan dan kalau bisa membuat usia semakin awet.

Dalam beberapa sesi pelatiha yang berkaitan dengan energi, seperti magnetisme dan mesmerisme, saya sering menyampaikan perumpamaan bahwa energi kehidupan itu seperti baterai. Memang ada batas umum ntuk mamalia yang dipahami memiliki potensi hidup dengan rumus rata-rata usia hidup sama dengan 5 sampai enam kali usia tumbuh. Manusia sebagai bagian dari mamalia memiliki kans yang sama, sehingga jika masa tumbuhnya antara 20 sampai 25 tahun maka potensi rata-rata usia manusia adalah antara 20 kali 5 atau 100 tahun dan 25 kali enam atau 150 tahun. Itulah rentang potensi rata-rata usia manusia dengan rumus ini.

Usia antara 100 sampai 150 tahun tadi terjadi dengan syarat dan ketentuan berlaku (kayak iklan aja). syaratnya adalah kondisi fisik emosi dan sprtual dalam keadaan terjaga dan memnuhi syarat untuk tetap hidup tumbuh dan mencapai usia setua itu. Jika sekarang usia rata-rata manusia Indonesia hanya sekitar 70 tahun, maka secara umum kita bisa menduga adanya ganguan atau pen ghambat, sedemikian ruoa, sehingga hanya mencapai 60 sampai 70 persen dari potensi lama hidup manusia.

Penyebab panjang endeknya usia manusia tak lepas dari kondisi fisik seseorang yang mulai mengalami penurunan kualitas usai tercapai usia tumbuhnya. Jika usia tumbuhnya adalah antara 20 sampai 25 tahun, maka sejak usia 25 tadi setidaknya manusia mengalami emnurunan kulitas hidupnya, yang terus berlanjut, sehingga kehabisan daya dukung  minimal untuk hidup saat tutp usia, Diantara batas usia tumbuh sampai akhir khayatnya maka penurunan kulitas kehidupan tadi membawa nausia mengalami, sakit atau ketidaknyamanan dalam berbagai bentuk.

Karena manusia bukan hanya memiliki sisi fisik, dan ternyata sisi non fisik inilah yang dominan mempengaruhi seluruh kehidupan manusia, yakni sisi emosional dan spiritual. Jika tentang fisik kita bisa melihat pengamatan langsung dengan melihat tubuh fisik manusia, termasuk juga dengan menggunakan alat seperti statescop, ukuran tekanan darah atau dengan scane gambaran faal tubuh manusia, maka unsur emosi dan spiritual tak bisa kita ukur dengan cara yang sama, tetapi yang pasti pengarus emosi dan spiritual sangat dominan, sehingga orang ssering mengatakan bahwa masalah fisik seseorang 70 persen n=berasal dari masalah emosi dan sporitual.

Kembali kepada energi kehiudpan yang saya gembarkan seperti baterai kehidupan, lalu bagaimana hubungan antara tubuh emosi dan spiritual seseorang, hubungan timbal balik itu akan nampak dari orang yang sedang mengalami kegelisahan dalam hidupnya bisa menghadapi masalah kekhawatiran, sulit tidur, tubuh yag tak nyaman dan emosi yang tidak stabil. Dengan demikian elemen emosi dan spiritual serta tubuh fisik saling mempengaruhi, secara timbal balik. Jika demikian apa yang mempenfaruhi masalah emosi dan spiritual seseorang, ya energi kehidupan itulah yang mempengaruhi emosi dan spiritual yang kemudian juga mempengaruhi tubuh manusia. Setiap saat terjadi gerakan energi yang tek pernah putus sepanjang hayat hidup manusia.

Dalam gerakkanya inilah, energi yang menggerakkan tadi terus menerus bergerak, termasuk hadirnya energi yang tak nyaman dalam bentuk tekanan, kegelisahan atau trauma yang diidap seseorang. Dinamika energi kehidupan ini seringkali tak disadari oleh orangnya sendiri, sehingga banyak yang malah mencari penyelesaian bukan pada tempat yang seharusnya, dan menjadi tergantung pada asupan obat-obatan atau perawatan kesehatan fisik lainnya, sementara masaah lebih pada soal energi kehidupan yang lebih bersifat emosi dan spiritual

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *